Minggu, 08 April 2012

Ketika aku berbagi dengan ayam

Tiada lelah ku liukkan jemari melukiskan keindahan pagi. Menggambarkan betapa besar nikmat dan anugrahNya. Pancar sinar mentari menyentuh sekujur ari, menyusup kepori hangati hati. Gugah semangat insani menyambut hidup dan kehidupan ini. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman (QS. Ali Imran: 139)” tak ada alasan untuk mengeluh.


Sekilas sugesti yang harus menancap dalam naluri diri ini. Pagi ku awali dengan penuh semangat. Tak ada ungkapan untuk bersantai-santai karena memang tugas demi tugas mulai menyapa. Ekologi hewan merupakan salah satu mata kuliah yang membuat ku harus mengayunkan jemariku untuk merangkai kata hingga menjadi sebuah makna yang dimana mampu membuat kewajibanku luntur. Rangkaian kata yang ku dapat dari sebuah pengalaman akan adanya beberapa hari bersama hewan. Tidak asing bagiku karena ini memang tugas yang kesekian kalinya, tugas yang melibatkan hewan sebagai obyeknya.


Ku putar otak ku hingga 180 derajat. Berfikir berfikir dan berfikir. Sedikit berbeda tugas kali ini, aku harus berinteraksi langsung dengan obyeknya (hewan). Tempat dan lingkungan kos ku yang kurang pas untuk memilihara hewan membuatku memilih kos salah satu teman yang kebetulan bapak kosnya memiliki hewan peliharaan. Disitulah posisiku untuk beberapa hari ikut serta dalam memelihara hewan bapak kosnya, hewan itu adalah ayam.


Ku datangi kos teman ku itu usai kuliah. Terkadang di sela waktu pergantian mata kuliah, aku sudah mulai bergegas pergi ke kosnya untuk menuju kandang ayam. Awalnya canggung karena memang diri ini baru pertama kali berurusan dengan yang namanya mengurusi ayam. Meski di rumah bapak juga memiliki ayam, namun tak pernah ku sempatkan waktu ku hanya sekedar untuk menyapa ayam-ayam di kandang yang terletak di belakang rumah.


Jenis ayam yang ku jadikan obyek kali ini adalah jenis ayam kate. Ayam kate dikenal karena ciri khasnya yang memiliki perawatan mini, suara yang merdu, keindahan bulu, jengger dan berbagai keindahan fisik lainnya. Keberadaan ayam kate nampaknya sudah menjadi kebutuhan tersendiri bagi masyarakat perkotaan. Persaingan hidup yang kian ketat sangat berpotensi memicu setress bahkan depresi. Kehadiran ayam kate diyakini bisa menjadi penghibur dan mengurangi tekanan setres.


Memberi makan dan minum adalah kegiatan yang ku lakukan ketika jam kunjung tiba, jam kunjung untuk sang ayam. Heee,.. meski hak milik bukan sepenuhnya untuk diriku namun arti memiliki serasa mulai merekat dalam jiwa ( lebay, daaah Rina :D ). Beberapa hari berjumpa meluangkan waktu sejenak meski hanya sekedar tutur sapa membuat kedekatan semakin terjalin. Ada pengalaman baru pastinya dalam berinteraksi dengan ayam.


Beberapa foto di ambil ketika aku bersama ayam kate. Dan dengan beberapa foto yang ku share ini, ku jadikan sebagai penutup tugas mata kuliah kali ini. Terimaksih untuk orang-orang yang telah membantu ku menyelesaikan tugas ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar